Cara perhitungan pajak penghasilan atas gaji dan tunjangan
Konten [Tampil]
Pegawai tetap didefinisikan suatu pekerjaan dimana kita mendapatkan gaji tetap / teratur termasuk anggota dewan komisaris atau dewan pengawas. Sedangkan pegawai kontrak adalah pegawai yang berkerja dengan sistem kontrak berdasarkan waktu yang telah disepakati untuk bekerja.
BACA JUGA Latar belakang kebijakan fiskal dan pajak
Pegawai tetap merupakan salah satu subyek pajak yang wajib dikenai pajak atas penghasilan yang diterimanya dengan syarat harus di atas penghasilan tidak kena pajak. Jadi tentunya anda akan bingung mengapa gaji saya tidak sesuai dengan yang dibicarakan sewaktu wawancara, jadi anda harus mengerti cara menghitung pajak penghasilan atas gaji dan tunjangan yang kalian dapatkan.
Pembayaran gaji dapat dibayar secara bulanan, mingguan, atau bahkan harian. Pembayaran harian akan di kali dengan jumlah hari yakni 26 hari dan pembayaran mingguan akan dikali dengan jumlah minggu 4 minggu.
PPh pasal 21 : Cara perhitungan pemotongan PPh pasal 21 terhadap penghasilan pegawai tetap dengan gaji bulanan
Contoh soal menghitung PPh pasal 21 yang hanya berupa gaji
Rafinternet pada tahun 2019 bekerja untuk perusahaan raffi inc corporate dengan memperoleh gaji sebulan sebanyak Rp 5.500.000 dan membayar iuran pensiun sebesar Rp 200.000, Rafinternet menikah tetapi belum memiliki seorang anak. Pada bulan itu adalah bulan januari, beliau hanya memperoleh penghasilan dari gaji. Bagaimana cara menghitung penghasilan kena pajak dan PPh pasal 21 bulan Januari 2019? Apabila Tuan Rafinternet tidak mempunyai NPWP berapa pajak penghasilan PPh pasal 21 yang terutang.
| |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Menghitung PPh pasal 21 yang berupa gaji, premi kecelakaan kerja, Premi jaminan kematian dan Iuran hari tua.
Bapak Raffi merupakan seorang pegawai pada perusahaan PT maju terus, beliau menikah tetapi belum punya anak, beliau memperoleh gaji sebulan Rp 8.500.000. PT maju terus mengikuti program BPJS kesehatan yakni premi kecelakaan kerja serta premi jaminan kematian yang dibayarkan oleh pemberi kerja dengan jumlah masing masing adalah 0.50% dan 0.30% dari gaji.
PT maju terus juga menanggung jaminan hari tua setiap bulan yakni sebesari 3.75% dari gaji sedangkan Bapak Raffi membayar iuran hari tua sebesar 2% dari gaji sebulan. Selain itu PT maju terus mengikuti program pensiun untuk para pegawainya.
PT maju terus membayarkan iuran pensiun untuk Bapak Raffi ke dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh menteri keuangan yang membayar setiap bulan sebesar Rp 200.000, sedangkan Bapak raffi membayar iuran pensiun sebesar Rp 100.000 perbulan. Pada bulan juli tersebut bapak raffi hanya menerima pembayaran berupa gaji.
Tentukan
a. Penghasilan kena pajak
b. PPh pasal 21 yang terutang
Gaji
|
Rp 8.500.000
| |
Premi Kecelakaan kerja
|
0,5%*Rp 8.500.000
|
Rp 42.500
|
Premi Jaminan kematian
|
0,3%*Rp 8.500.000
|
Rp 25.500
|
Penghasilan Bruto
|
Rp 8.432.000
| |
Pengurangan:
| ||
a. Biaya Jabatan
|
Rp 421.600
| |
b. Iuran pensiun
|
Rp 100.000
| |
c. Jaminan Hari Tua
|
Rp 170.000
| |
Rp 691.600
| ||
Penghasilan netto sebulan
|
Rp 7.740.400
| |
Penghasilan netto setahun
| ||
Rp 7.740.400 * 12 bulan
|
Rp 92.884.800
| |
PTKP
| ||
a. Wajib Pajak sendiri
|
Rp 54.000.000
| |
b. Tambahan karena Menikah
|
Rp 4.500.000
| |
Rp 58.500.000
| ||
Penghasilan Kena Pajak
|
Rp 34.384.800
| |
PPh pasal 21 terutang adalah
| ||
5% * Rp 34.384.800
|
Rp 1.719.240
| |
PPh pasal 21 terutang bulan januari
|
Rp 143.270
|
Menghitung PPh pasal 21 yang berupa Gaji dimana suami tidak berkerja yang di buktikan dari surat keterangan tidak bekerja dari kecamatan.
Naila adalah seorang pegawai yang memiliki status menikah tanpa anak, Naila bekerja pada PT Bakti Utama dengan penghasilan gaji sebesar Rp 8.500.000. Naila Harus membayar iuran pensiun ke dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh menteri keuangan Sebesar Rp 100.000 per bulan. Berdasarkan surat keterangan dari pemerintah daerah tempat tinggal Naila yang diserahkan ke pemberi kerja yang menyatakan bahwa suaminya tidak mempunyai penghasilan apapun. Selain itu Naila pada bulan Juli 2019 menerima pembayaran gaji dan juga menerima uang lembur (overtime) sebesar Rp 2.000.000.
Tentukan
a. Penghasilan Netto setahun
b. Penghasilan kena pajak
c. Pph terutang bulan Juli 2019
Gaji
|
Rp 8.500.000
| |
Tambahan karena lembur
|
Rp 2.000.000
| |
Penghasilan Bruto
|
Rp 10.500.000
| |
Pengurangan:
| ||
a. Biaya Jabatan
|
Rp 500.000
| |
b. Iuran pensiun
|
Rp 100.000
| |
Rp 600.000
| ||
Penghasilan netto sebulan
|
Rp 9.900.000
| |
Penghasilan netto setahun
| ||
Rp 9.900.000 * 12 bulan
|
Rp 118.800.000
| |
PTKP
| ||
a. Wajib Pajak sendiri
|
Rp 54.000.000
| |
b. Tambahan karena Menikah
|
Rp 4.500.000
| |
Rp 58.500.000
| ||
Penghasilan Kena Pajak
|
Rp 60.300.000
| |
PPh pasal 21 terutang adalah
| ||
5% * Rp 50.000.000
|
Rp 2.500.000
| |
15% * Rp 10.300.000
|
Rp 1.545.000
| |
PPh pasal 21 terutang
|
Rp 4.045.000
| |
PPh pasal 21 terutang bulan Juli 2019
|
Rp 337.083
| |
Menghitung PPh pasal 21 yang memiliki gaji dan seorang ibu yang tidak bekerja tetapi istri bekerja.
Raffi alhanif di tahun 2019 bekerja sebagai seorang karyawan swasta yang memperoleh gaji sebulan sebesar Rp 15.000.000 dan beliau membayar iuran pensiun yang ditanggung sendiri sebesar Rp 500.000. Perusahaan tempat bekerja memberikan fasilitas berupa asuransi kecelakaan kerja,
keseharan dan kematian yang besarnya sejumlah Rp 600.000 dan juga memberikan tunjangan hari tua Rp 400.000. Raffi alhanif telah menikah dan memiliki 2 orang anak serta menanggung ibunya yang tidak memiliki penghasilan. Istri raffi alhanif telah bekerja sebagai seorang PNS.
Tentukan
a. Penghasilan kena Pajak
b. Penghasilan tidak kena pajak
c. PPh pasal 21 yang terutang.
Gaji
|
Rp 15.000.000
| |
Fasilitas asuransi, kecelakaan kerja
|
Rp 600.000
| |
Penghasilan Bruto
|
Rp 15.600.000
| |
Pengurangan:
| ||
a. Biaya Jabatan
|
Rp 500.000
| |
b. Iuran pensiun
|
Rp 200.000
| |
Rp 700.000
| ||
Penghasilan netto sebulan
|
Rp 14.900.000
| |
Penghasilan netto setahun
| ||
Rp 14.900.000 * 12 bulan
|
Rp 178.800.000
| |
PTKP
| ||
a. Wajib Pajak sendiri
|
Rp 54.000.000
| |
b. Tambahan karena Menikah
|
Rp 4.500.000
| |
c. 2 orang anak
|
Rp 9.000.000
| |
d. Ibu yang tidak bekerja
|
Rp 4.500.000
| |
Rp 72.000.000
| ||
Penghasilan Kena Pajak
|
Rp 106.800.000
| |
PPh pasal 21 terutang adalah
| ||
5% * Rp 50.000.000
|
Rp 2.500.000
| |
15% * Rp 56.800.000
|
Rp 8.520.000
| |
PPh pasal 21 terutang
|
Rp 11.020.000
| |
PPh pasal 21 terutang bulan Juli 2019
|
Rp 918.333
| |
Nah mudah kan cara menghitung pajak penghasilan atas gaji dan tunjangan serta siapa saja yang bisa di tanggung sebagai penghasilan tidak kena pajak.
Cara menghitung PPh pasal 21 pembayaran uang rapel
Rafinternet sesuai dengan soal dahulu menerima penghasilan sebesar Rp 5.500.000. Kemudian rafinternet mendapatkan kenaikan gaji hingga menjadi Rp 7.000.000 sebulan dan mulai berlaku surut sejak 1 Januari 2019, dengan adanya kenaikan gaji yang berlaku surut tersebut maka rafinternet menerima uang rapel sebesar Rp 6.000.000 (yakni selisih gaji antara mulai januari sampai april 2019).Bagaimana cara menghitung dan memotong PPh pasal 21 atas uang rapel tersebut.
Gaji
|
Rp 7.000.000
| |
Penghasilan Bruto
|
Rp 7.000.000
| |
Pengurangan:
| ||
a. Biaya Jabatan
|
Rp 350.000
| |
b. Iuran pensiun
|
Rp 200.000
| |
Rp 550.000
| ||
Penghasilan netto sebulan
|
Rp 6.450.000
| |
Penghasilan netto setahun
| ||
Rp 6.450.000 * 12 bulan
|
Rp 77.400.000
| |
PTKP
| ||
a. Wajib Pajak sendiri
|
Rp 54.000.000
| |
b. Tambahan karena Menikah
|
Rp 4.500.000
| |
Rp 58.500.000
| ||
Penghasilan Kena Pajak
|
Rp 18.900.000
| |
PPh pasal 21 terutang adalah
| ||
5% * Rp 5.400.000
|
Rp 945.000
| |
PPh pasal 21 terutang
|
Rp 945.000
| |
PPh pasal 21 terutang sebulan
|
Rp 78.750
| |
PPh pasal 21 yang seharusnya (januari s/d april adalah)
| ||
Rp 78.750.00 * 4
|
Rp 315.000
| |
PPh pasal 21 yang sudah dibayar (januari s/d april adalah)
| ||
Rp 7.500 * 4
|
Rp 30.000
| |
PPh pasal 21 kurang bayar
|
Rp 285.000
| |
Baca Juga Cara Menghitung Pajak PPh 21 termudah.
Baca Juga

Post a Comment
Post a Comment